Purnama sudah pamit semenjak kau membalikkan badanmu hari itu. Namun, mengapa justru malam ini langit begitu gempita?
Hari telah berlalu tanpa pernah kuhitung. Mungkin dua atau tiga purnama
yang telah berlalu. Namun Si Mbah dan para tetangga membisikiku kalau
duapuluh lima bulan yang sudah ditelan waktu. Bagiku, menunggumu, tak
pernah terasa begitu lama dan berat. Ah, aku masih menantimu diantar
angin laut!